Sabtu, 23 Oktober 2010

Kemana Pergerakan Mahasiswa hari ini??

GERAKAN mahasiswa dalam sejarah perubahan peradaban dunia berkali-kali telah menorehkan tinta emasnya. Dimulai pada awal abad ke-12 dengan berdirinya Universitas Bologna di Paris. Saat itu lebih dikenal dengan semboyan ‘Gaudeamus Igtiur, Juvenes Dum Sumus” (kita bergembira, selagi masih muda). Pergerakan mahasiswa senantiasa memberikan pencerahan baru dalam setiap sikapnya tak terkecuali di Indonesia, salah satu elemen yang turut membawa negara ini merdeka ialah kaum muda (baca: mahasiswa).

Gerakan pemuda di Indonesia ini dimulai dengan Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Namun, istilah pemuda tersebut mengalami spesialisasi dengan sebutan mahasiswa, sosok yang memiliki kadar intelektual tinggi. Hal ini sah-sah saja karena untuk mengadakan perubahan bangsa tidak cukup dengan semangat ‘muda’ dituntut juga intelektual yang mumpuni dan yang menjadikan nilai lebih mahasiswa adalah gerakan mereka relatif bebas dari berbagai intrik politik. Sebut saja kedudukan, jabatan dan bahkan kekayaan

Peran mahasiswa pada angkatan 66, 74 dan 98 telah memberikan label The Agent of Social Control. Apalagi perjuangan mereka tidak lain adalah penyalur lidah masyarakat yang tertindas pada masa rezim tertentu. Kekuatan moral yang terbangun lebih disebabkan karena mahasiswa yang selalu bergerak secara aktif. Seperti dengan turun ke jalan demi berteriak menuntut keadilan dan pembelaan terhadap hak-hak wong cilik.

Namun seiring perjalanan waktu gerakan mahasiswa akhir-akhir ini seperti kehilangan gregetnya, aksi-aksi penentangan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat tidak lagi mampu mengundang simpati mereka. Bahkan rakyat cenderung beranggapan -- mahasiswa cuma bisa ngomong dan demo melulu. Apalagi ditemukan beberapa kasus demo bayaran. Terlebih dengan ulah mahasiswa pada saat Pilkada di beberapa daerah akhir-akhir tahun ini. Belum lagi perilaku-perilaku negatif kian marak dibawa sebagian mahasiswa ke dalam lingkungan sekitar kampus, sehingga dengan memukul rata rakyat semakin yakin akan ‘kemunafikan’ mahasiswa.

Faktor-faktor eksternal di atas semakin kompleks dengan permasalahan internal yang dihadapi oleh hampir semua organisasi pergerakan yaitu sepinya kader baru. Kader sebagai SDM organisasi memegang peranan vital menyangkut mati hidupnya organisasi.

Hal ini disebabkan kebijakan pendidikan di Indonesia yang mulai berkiblat pada kapitalisme dan liberalisme. Pembatasan masa studi dan biaya SPP yang membumbung tinggi adalah bukti konkretnya.

Sudah saatnya para aktivis pergerakan mengubah orientasi dengan menegedepankan nuansa gerakan intelektual (intellectual movement) selain gerakan masa dalam menuntaskan cita-cita yang diawali dengan ikrar sumpah pemuda.

Secara hakiki, gerakan mahasiswa adalah gerakan intelektual—jauh dari kekerasan dan daya juang radikalisme. Mengingat, gerakan ini bermuara dari kalangan akademis kampus—cenderung mengedapankan rasionalitas dalam menyikapi perbagai permasalahan. Dalam perspektif penulis, gerakan intelektual (intellectual movement) akan terbangun di atas Trias Tradition (tiga tradisi).

Pertama, terbangun diatas tradisi diskusi (Discussion Tradition). Gerakan mahasiswa harus memperbanyak ruang diskusi—pra-pasca pergerakan. Diskusi akan membawa gerakan mahasiswa menjadi sebuah gerakan rasional dan terpercaya—ciri khas gerakan mahasiswa. Lantaran itu, elemen masyarakat secara umum akan lebih menghargai isu-isu diusung oleh gerakan mahasiswa.

Seperti dalam menurunkan demonstrasi, elemen gerakan mahaiswa harus mengkaji lebih detil—apa, mengapa, akibat dan latar belakang—kebijakan pemerintah harus ditentang. Dari kajian-kajian dalam bentuk diskusi lepas dengan mengundang para pakar dibidang-bidang berkaitan dengan agenda aksi, akan mampu melahirkan gagasan-gagasan dan analisa cemerlang.

Hari ini, Aktualisasi dan keakuratan data sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam mengkritisi dan bertindak. Sebagaimana kita ketahui zaman semakin maju sehingga dalam mengungkap sesuatu atau menghujam kritik harus berdasar, jelas, akurat dan terpercaya, tanpa itu sulit bagi gerakan mahasiswa dalam menyakinkan rakyat dalam menyalurkan aspirasi.

Kedua, terbangun diatas tradisi menulis (Writing Tradition). Aktivitas menulis merupakan salah satu gerbang menuju tradisi intelektual bagi gerakan mahasiswa. Sejak dulu sampai kini, tokoh dan intelektual bangsa Indonesia—bernotabene mantan tokoh aktivis pemuda dan mahasiswa, banyak melemparkan gagasan atau ide-ide cemerlang, kritikan tajam dan membangun wacana dalam bentuk tulisan.

Sebut saja nama tokoh-tokoh populer seperti, Bung Karno, Bung Hatta, M. Natsir—era pra kemerdekaan; Abdurrahman Wahid, Amien Rais, Nurcholis Madjid, Deliar Noer, Hariman Siregar, Arief Budiman—era 60 sampai 80-an; Anas Urbaningrum, Eef Saefulloh Fatah, Kamarudin, Andi Rahmat (era 90-an) dan lain-lain.

Bila kita balikkan ke pergerakan mahasiswa, mendukung dan menggalakkan melemparkan isu-isu lewat tulisan perlu perhatian serius. Karena, mewacanakan isu-isu melalui media cetak dapat dibaca oleh kalangan lebih luas—dalam artian lebih efefktif untuk menyebarkan gagasan atau wacana ke seluruh pelosok persada nusantara, bahkan sampai manca negara.

Hal ini bersinergi dengan peran mahasiswa Indonesia, meminjam istilah Michael Fremerey (1976) "Gerakan korektif", selain diorasikan melalui mimbar bebas dalam aksi demonstrasi juga dapat diwujudkan bagi tokoh-tokoh pergerakan mahasiswa dalam bentuk tulisan di Media Massa.

Lebih jauh, dalam buku Bergerak! (Peran Pers Mahasiswa dalam Penumbangan Rezim Soeharto) Satrio Arimunandar mengemukakan bahwa gerakan mahasiswa di Indonesia tak bisa lepas dari dukungan penuh media massa untuk menggapai hasil maksimum dalam perjuangan. Sebagai misal, momentum penurunan rezim Orde Lama (ORLA), gerakan mahasiswa di dukung koran mahasiswa populer "Mahasiswa Indonesia" atau ketika gerakan mahasiswa menurunkan rezim Orde Baru (ORBA) di dukung penuh Buletin Bergerak (Media Aksi Mahasiswa UI), dalam menyebarkan seputar agenda atau wacana gerakan mahasiswa. Hal ini penting, untuk membangkitkan naluri mahasiswa dalam perjuangan menumpas kezhaliman dan kebatilan.

Angin segar bagi pergerakan mahasiswa, akhir-akhir ini tulisan-tulisan tokoh-tokoh pergerakan mahasiswa (Ketua Umum Organisasi Kemahasiswaan atau Pemuda, Presiden Mahasiswa Universitas dan lain-lain) pernah menghiasi media massa, seperti Ubaidillah (Mantan Ketum PMII Cab. Ciputat) “Menuju Pemilu 2004 ” - Majalah UIN 24 pebruari 2004; Mamanto Fani (Ketua Umum KAMMI Daerah Sumbar 03-05) 'Mahasiswa Aceh Kembalilah'—24 februari 2005;

Selain itu, Yuli Widy Astono (Ketua Umum KAMMI Pusat 2005-2007) 'Nasionalisme Indonesia (Tawaran Membangun Trend Baru Gerakan Mahasiswa)'—majalah SAKSI 12 Oktober 2005; Azman Muammar (Ketua Umum BEM UI 2005-2006) 'Demokrasi Diambang Batas'—majalah SAKSI 28 September 2005; Irwan Suwandi SN (Presiden Mahasiswa UNAND) 'Orang Miskin Dilarang Sekolah'—Majalah SAKSI edisi Februari 2006; dan lain-lain.

Menyikapi tulisan-tulisan diatas, penulis berani berspekulasi bahwa tulisan-tulisan para tokoh aktivis pergerakan mahasiswa (Ketua Umum Organisasi Kemahasiswaan atau Pemuda, Presiden Mahasiswa dan lain-lain) tersebut sangat berarti dan berpengaruh bahkan bisa menjadi acuan bagi pergerakan mahasiswa Indonesia.

Ketiga, terbangun diatas tradisi membaca (Reading Tradition). Aktualisasi isu sangat penting bagi gerakan mahasiswa dalam bergerak. Begitu cepat pergeseran berita dan opini publik, memaksa kita untuk senantiasa membaca—kalau tidak akan tertinggal. Kesibukan bukan alasan tepat untuk tidak membaca, di mana atau kapan pun bisa kita luang waktu untuk membaca—antri mengambil karcis, di bus, menjelang demonstrasi dan lain-lain.

Sebuah harapan, gerakan mahasiswa juga bisa mewacanakan semacam 'Gerakan Gemar Membaca" dan disosialisasikan secara luas. Cara ini, dapat menunjukkan gerakan mahasiswa ikut membantu pemerintah dalam membuka kunci gembok kebodohan serta berperan menyelesaikan problem pendidikan Indonesia nyaris tak kunjung terselesaikan ini.

Dari berbagai permasalahan yang dihadapi dunia pergerakan, mahasiswa dengan pergerakannya perlu mengubah paradigma perjuangannya untuk tetap bisa eksis sehingga rakyat kembali menaruh kepercayaan.

Tema-tema perjuangan dan gerakan moralitas, pencerdasan kaum pinggiran, pengentasan kemiskinan serta isu-isu sosial lainnya akan lebih terasa dampak manfaatnya terhadap masyarakat kita. Jika selama ini sumbangsih pergerakan mahasiswa sebatas usulan, demo dan pengontrol maka ke depannya dituntut sebagai pelaku dan bahkan mungkin penentu.

Namun perubahan paradigma dunia pergerakan mahasiswa hendaknya tidak mengurangi fungsinya sebagai The Agent of Social Control serta motor penggerak pembaharu yang tetap peduli dan berpihak kepada masyarakat bawah karena sampai kapan pun mahasiswa dengan semangat mudanya akan tetap memegang peranan penting dalam mengontrol kebijakan-kebijakan publik agar tetap memikirkan akar rumput dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Salam perjuangan...

Jumat, 03 September 2010

Tata Tertib Pra PPS dan PPS 2010

TATA TERTIB
PRA PENGENALAN PROGRAM STUDI DAN PENGENALAN PROGRAM STUDI (PPS)
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2010
1. Pra Pengenalan Program Studi (PPS) adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menyambut dan mempersiapkan PPS.
2. Pra PPS diselenggrakan pada tanggal 15 September 2010 yang akan diisi dengan :
a. Penjelasan dan persiapan untuk PPS
b. Pengambilan foto untuk Kartu Mahasiswa dan Kartu Perpustakaan
3. Pengenalan Program Studi (PPS) adalah serangkaian kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh peserta PPS yang bertujuan untuk membuat seluruh peserta lebih mengenal tentang program studi yang akan dipelajarinya selama 3 tahun di Poltekkes Kementerian Kesehatan Yogyakarta serta sebagai ajang memperkenalkan diri kepada warga Poltekkkes Kemenkes Yogyakarta.
4. PPS dilaksanakan pada tanggal 16, 17 dan 18 September 2010 yang akan diisi dengan:
a. Kuliah Umum
b. ESQ
c. Penjelasan mengenai jurusan masing-masing
d. Pengukuran baju seragam masing-masing jurusan
e. Innagurasi
f. Outbond
5. PPS dimulai pada pukul 06.00 WIB setiap hari.
6. Peserta PPS harus sudah siap di lokasi yang telah ditentukan 15 (lima belas) menit sebelum kegiatan dimulai dan diwajibkan melakukan presensi pada panitia.
7. Kegiatan Pra PPS, PPS hari pertama dan Innagurasi dilaksanakan di Auditorium “Graha Bina Husada”. Kegiatan PPS Jurusan dilaksanakan di jurusan masing-masing. Kegiatan Outbond dilaksanakan di Kaliurang.
8. Peserta PPS adalah calon mahasiswa yang telah memenuhi ketentuan dan persyaratan sebagai peserta PPS serta mahasiswa Poltekkes Kemenkes Yogyakarta angkatan sebelumnya yang belum dinyatakan lulus PPS.
9. Peserta PPS wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan PPS.
10. Peserta PPS tidak diperkenankan menerima tamu dan meninggalkan lokasi selama kegiatan berlangsung kecuali setelah mendapat izin dari panitia.
11. Peserta PPS diwajibkan menyertakan surat izin tertulis / surat keterangan tidak dapat mengikuti kegiatan PPS dari pihak berwenang kepada panitia apabila dikarenakan sesuatu hal sehingga tidak dapat mengikuti PPS.
12. Peserta PPS diwajibkan untuk menggunakan semua atribut PPS yang telah ditentukan oleh panitia.
13. Peserta PPS dinyatakan tidak lulus PPS apabila tidak mengikuti PPS lebih dari 1 (satu) hari.
14. Peserta PPS dwajibkan berpenampilan rapi (untuk laki-laki diwajibkan tidak berambut gondrong).
15. Peserta PPS dilarang untuk membawa senjata tajam, memakai dan mengedarkan obat-obatan terlarang serta minuman keras.
16. Peserta PPS yang berasal dari luar DIY selama pelaksanaan PPS diperkenankan untuk menginap di Asrama Poltekkes Kemenkes Yogyakarta (Asrama 1, Asrama 2, atau Asrama 3).
17. Peserta PPS diwajibkan untuk mengenakan pakaian bertema “retro” pada acara innagurasi.
18. Selama Pra PPS dan PPS peserta PPS diwajibkan mengenakan seragam sebagai berikut
a. Untuk Putra
1) Baju putih lengan panjang
2) Celana panjang hitam
3) Dasi panjang hitam
4) Sepatu hitam
5) Kaos kaki putih
6) Ikat pinggang hitam
b. Untuk Putri
1) Baju putih lengan panjang
2) Rok hitam panjang
3) Dasi panjang hitam
4) Sepatu hitam fantovel
5) Kaos kaki putih
6) Ikat pinggang hitam
7) Bagi yang berjilbab mengenakan jilbab putih polos dan tidak diperkenankan mengenakan cadar.

Panitia PPS 2010/2011
CP : Sri Herdiana (085743443033)

Selasa, 09 Maret 2010

Arti Lambang BEM

ARTI LAMBANG BEM
POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKARTA
  1. Perisai neniliki 3 sudut melambangkan Dharma Perguruan Tinggi dengan lapisan warna kuning yang bermakna kejayaan/kemuliaan.
  2. Warna biru pada perisai yang merupakan warna kecerdasan.
  3. Tulisan “Badan Eksekutif Mahasiswa” sebagai identitas/nama berwarna kuning dengan makna energi.
  4. Perisai pada bagian dalam berlatarkan warna merah putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti semangat dan putih berarti suci
  5. Lambang Tugu jogja Merupakan Identitas tempat BEM Poltekkes Kemenkes Yogyakarta berada.
  6. Lambang kepala pena dengan warna biru serta buku/kitab melambangkan intelektualitas.
  7. Roda dengan 5 gerigi yang tampak berwarna kuning melambangkan gerakan penuh energy/kecerdasan yang selalu berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila
  8. Sayap dengan jumlah bulu 6 di setiap sisi yang bermakna atas 6 Jurusan dalam Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang menyeluruh Keenam fungsi/bagian tersebut saling berkoordinasi/ bersatu seakan membentuk bentangan sayap yang kokoh/gagah serta seimbang sehingga mampu untuk terbang mencapai nilai-nilai yang tinggi/luhur.
  9. Bagian paling bawah terdapat tulisan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta berwarna biru yang bermakna loyalitas dan intelektualitas sebagai eksekutif mahasiswa.
VISI
Menjadi sarana pemersatu potensi diri sehingga terbentuk pribadi yang cerdas, mandiri, kritis, bertanggungjawab dan tangguh dengan berlandaskan ketuhanan YME.


MISI
  1. Menjalin ikatan yang kuat antar masing-masing BEM Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
  2. Menanamkan sifat berani, tidak mudah putus asa dan percaya diri pada setiap pribadi mahasiswa dalam menghadapi segala situasi dan kondisi.
  3. .Mengoptimalkan sarana dan prasarana serta meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkup Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
  4. Berpartisipasi dan tanggap terhadap informasi yang berkembang di lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
  5. Aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh institusi lain.
  6. Berani menerima konsekuensi dalam melaksanakan segala tindakan.

Senin, 08 Maret 2010

Seminar Di JIH


Hari sabtu tanggal 6 Maret 2010 di auditorium Rumah Sakit Jogja Internasional Hospital (JIH) BEM (Hanif Asshidiqi ketua BEM), BLM (Mulyono Ketua BLM) dan didampingi koord kemahasiswaan (Bapak Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH) menghadiri kegiatan seminar regional yang diselnggarakan oleh STIKES GUNA BANGSA dengan nara sumber bapak HD Iriyanto dan Ibu elsa G.A Harjanto RN.MAN. Pembukaan pertama menampilkan paduan suara STIKES GUNA BANGSA……..

Bapak HD Iriyanto , motivator dan inspirator religiospiritual dan Direktur GIM-HRD training center jogja memberikan materi seminar dengan tema “Breaking Your’s Limit” dalam bahasa Indonesia berarti “Mendobrak Pembatas Diri Anda” isi materi sangan luar biasa. Di bantu dengan bapak Ismail mengawali dengan hal yang membuat semangat para peserta seminar….dengan membuat yel….

Untuk apa kita datang kesini”, maka peserta menjawab dengan “bersenang-senang” dengan gerakan tubuh mengekspresikan jawaban tersebut, beliau memberikan asumsi bahwa peserta menjadi tiga kelompok prajurit. Yang pertama prajurit kuda, prajurit renaang dan prajurit pemanah…antusias peserta sangat senang dengan asumsi itu.
 “Prajutit kuda…..” ketika bapak ismail menyerukan, maka peserta menghentakan kaki di lantai sambil berkata “ketoprak……ketoprak…..ketoprak”.hehehe…..lumayan seru…..
“Prajurit Renang…..!!!!” maka peserta membayangkan sambil berenang…..
Nah…..Ketika bapak ismail menyerukan “Prajutit pemanah…..” maka peserta dengan gerakan seperti memanah, setelah panah terlepas, bersama-sama berkata “Jeb!!!!!” tanda panah tepat sasaran…..

Sangat seru awal dari seminar kali ini…..setelah Bapak Iriyanto sudah siap dengan materi yang akan disampaiakan maka bapak ismail menyerahkan waktu untuk bapak iriyanto untuk menyampaikan materi…..ya….karena pak iriyanto seorang motivator….beliau memberikan materi yang tidak membosankan…beliau orang yang lucu dan penuh wawasan.
“Luar Biasa” jawaban ketika beliau bertanya kabar kepada peserta…..
Sebuah busur sangkar ditampilkan dalam slide dan beliau bertanya pada peserta….jawaban bervariasi, ada yang menjawab Cuma satu, enam belas, dan ada yang menjawab duapuluh enam bujur sangkar…..semua jawaban dari peserta tidak ada yang tepat…..ternyata jawabannya adalah 30 buah bujur sangkar…..jawaban yang bervariasi itu merupakan presepsi yang berbeda…karena presepsi satu orang dengan yang lain tidak sama maka timbullah jawaban yang bervariasi. Prespsi inilah yang membuat manusia itu tidak sukses….dengan materi-materi tentang presepsi diri maka beliau mengajarkan agar kita selalu mempresepseikan diri kita dengan presepsi yang positif…..dengan hal itu kesuksesan insyaallah dapat tercapai……

Dan terakhir pesan dari bapak ismail sebelum sesi ini selesai, beliau memberikan maksud kenapa pada awal beliau berkata bahwa peserta adalah para prajurit.
o   Makna dari prajurit kuda adalah hidup kita harus punya kendaraan untuk mencapai sukes itu. Berorganisasi, kuliah mencari ilmu salah satu kendaraan yang kita pakai untuk sampai pada tujuan kita.
o   Prajurit Berenang adalah hidup harus bergerak, kita tidak mungkin mencapai tujuan atau harapan yang kita inginkan hanya dengan berdiam diri dirumah….tapi kita harus bergerak dengan pantang putus asa….sama saja ketika kita di kolam renang kita tidak berenang, kita hanya diam saja….maka kita akan tenggelam. Makanya kita harus bergerak agar tidak tenggelam……
o   Prajurit Pemanah, hidup harus mempunyai tujuan agar kita dalam bergerak dan bertindak sesuai dengan jalur agar hasil yang dicapai tepat pada apa yang kia inginkan……

Berganti sesi, berganti pula nara sumbernya…
Nara sumber kedua adalah ibu elsa, beliau berdomisili Filipina….hampir sebagian besar kosa kata dan materi yang disampaikan berbahasa inggris…..dengan tema “Healthcare Enterpreneurship” beliau adalah perawat dari Filipina…..pengalaman saat dia masih bekerja sebagai perawat beliau sampaikan kepada para peserta….ternyata perawat di indonesi atau pun di amerika yang jauh disana itu sama….perbedaanya adalah sifat dari masing-masing. Perawat Indonesia hanya cukup saat dia lulus dan bekerja, jarang sekali yang berusaha mencari ilmu lagi supaya dirinya sendiri bisa lebih berkembang. Berbeda dengan perawat dari luar negeri, mereka tidak berhenti belajar meski gelar yang didapat sudah tinggi…..mungkin kata beliau gaji dari perawat di Indonesia masih kecil….padahal perawat adalah perawat yang merawat seluruh rakyat Indonesia….harusnya lebih besar dari pada pejabat-pejabat kita yang tugasnya hanya duduk, tidur dan ribut saat rapat paripurna…..
Masyaallah……..

Jadi menyinggung pejabat-pejabat,hehehe…..yah itulah pengalamn seminar kami di auditorium JIH yang diselenggarakan oleh STIKES Guna Bangsa….semoga kita dapat mengambil manfaat dari seminar tersebut dan kita dapat SUKSES!!!!amin…..
 


 


Sabtu, 06 Maret 2010

PELANTIKAN PENGURUS BLM DAN BEM POLTEKKES DEPKES YKT PERIODE 2010

Foto bersama Pengurus BLM Periode 2010 dgn Ibu Lucky Herawati (Direktur), Bpk Kirnantoro (Pudir III) & Koord. Ursn. Kemhswn Poltekkes Depkes Ykt (Alhiko).

Hari Rabu, 16 Desember 2009, di Auditorium Kampus Terpadu Poltekkes Depkes Ykt, dari pukul 15.30 WIB -s/d- 17.00 WIB telah diadakan acara Pelantikan Pengurus baru Badan Legislatif Mhs (BLM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Tingkat Direktorat dan Jurusan Poltekkes Depkes Ykt Periode 2010.

Acara ini sebenarnya telah dipersiapkan oleh Panitia Pelantikan dari BLM Poltekkes Depkes Ykt sejak 1 minggu sebelumnya, namun sehubungan para pimpinan Poltekkes Depkes Ykt yg akan melantik tidak ada ditempat/dinas luar ke Batam, maka pelantikan ditunda hingga hari Rabu 16-12-09 ini.
Foto bersama Pengurus BEM Periode 2010 dgn Ibu Direktur, Bpk Pudir III & Koord. Ursn. Kemhswn Poltekkes Depkes Ykt
Pada kesemptan itu, Direktur Poltekkes Depkes Ykt Periode 2006-2009, Ibu Lucky Herawati berkenan melantik dan mengambil sumpah sebanyak 218 orang mahasiswa dari ke-6 Jurusan (Analis Kes.; Gizi; Kebidanan; Keperawatan; Kes. Gigi; dan Kes. Lingkungan), dengan rincian sbb:
  • Pengurus BLM Poltekkes = 22 orang
  • Pengurus BEM Direktorat Poltekkes = 41 orang
  • Pengurus BEM Jurusan Analis Kes.= 25 orang
  • Pengurus BEM Jurusan Gizi = 26 orang
  • Pengurus BEM Jurusan Kebidanan = 34 orang
  • Pengurus BEM Jurusan Keperawatan = 19 orang
  • Pengurus BEM Jurusan Kes. Gigi= 21 orang, dan
  • Pengurus BEM Jurusan Kes. Lingkungan = 30 orang
Foto bersama Para Ketua BLM, BEM Direktorat dan Jurusan Periode 2010 dgn Ibu Direktur, Bpk Pudir III & Koord. Ursn. Kemhswn Poltekkes Depkes Ykt

Selamat bertugas kepada para pengurus baru BLM dan BEM Poltekkes Depkes Ykt. Semoga dapat memegang amanah seluruh mahasiswa, dan dapat bekerja sama dgn jajaran pimpinan dan staf/dosen Poltekkes yg lain utk membawa Poltekkes kepada kondisi yg lebih baik & makin baik dimasa2 yg akan datang... Amin....